BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kebudayaan Islam periode Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam terbagi menjadi dua periode, yakni periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah dimulai dengan diangkatnya beliau menjadi Nabi dan Rasul. Sedangkan periode Madinah dimulai sejak Hijrahnya Rasulullah dan kaum muslimin ke Madinah setelah lebih kurang 13 tahun berdakwah di Mekkah. Periode Mekkah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdakwah menegakkan tauhid dan dasar-dasar Islam.

Karena kentalnya masyarakat Mekkah dengan agama nenek moyang mereka dan keengganan mereka meninggalkan sesembahan mereka. Sehingga Nabi shallallahu alaihi wa sallam banyak mendapatkan kecaman dan siksaan selama berdakwah di Mekkah. Setelah perjuangan panjang lebih kurang 13 tahun, kemudian beliau memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Pada periode Madinah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berhasil membangun dan membina masyarakat Islam yang kuat.

Hal ini disebabkan karena antusiasnya masyarakat Madinah dalam memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat yang telah lebih dahulu masuk Islam. Penulis dalam hal ini, Insya Allah akan membahas secara ringkas dan terbatas mengenai Sejarah Kebudayaan Islam periode Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.


B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yakni:

 

1.      Arab Pra-Islam

2.      Periode Mekkah

3.      Periode Madinah

 

C.    Tujuan

Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui lebih dalam perihal peradaban masyarakat islam di masa Rasulullah SAW. Sebagai bahan acuan untuk karya ilmiah lain yang membahas tentang peradaban islam pada masa Rasulullah.

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

1.      Masyarakat Islam Masa Nabi

            Dakwah Nabi Muhammad berada dalam 2 tempat, Makkah dan Madinah. Awaldakwah Nabi Muhammad bisa dikatakan penuh tantangan dan duri, namun keteguhannya menyingkirkan itu semua. Hal ini terbukti dengan banyaknya cara yang digunakan Nabi untuk meyakinkan para penduduk Makkah terhadap ajaran yang dibawanya – Islam. Mulai dari cara person to person yang menghasilkan kader – kader profesional di masa mendatang – identik dengan dakwah bil sirri – sampai memberikan dakwah bil jahri yang berdampak pada perjanjian atau baiat – baik Aqabah 1 dan 23 – yang merupakan alasan mendasar terjadinya hijrah Nabi ke Madinah. Dalam pembahasan ini akan diketahui pola atau strategi dakwah Nabi hingga berhasil menciptakan negara islam yang baldatun thoyyibah di Madinah.

A.    Masyarakat Islam Makkah

Makkah merupakan kota penting pada waktu itu baik dikarenakan tradisi maupun kedudukannya. Ajaran Nabi Muhammad – Islam – di samping berhadapan dengan agama politeisme yang telah mengakar kuat juga harus melawan oposisi dari pemerintah oligarki4 bukanlah ajaran baru bagi masyarakat pada waktu itu. Hal ini terbukti dengan banyaknya kesamaan esensi dalam hal ibadah, misalnya dalam hal puasa, sholat. Kesamaan ritual inilah yang menjadi salah satu penyebab ketertarikan masyarakat Makkah terhadap ajaran Nabi, meskipun oleh sebagian kelompok masyarakat ajaran Nabi Muhammad dianggap merusak tatanan masyarakat.

 Khodijah bisa dikatakan sebagai orang Makkah pertama yang masuk islam bukan karena beliau istri Nabi namun lebih dikarenakan kebenaran ajaran yang dibawa sang suami yang telah dita’kid pamannya Waraoqoh. Adapun keluarga Nabi yang lain adalah Ali, Zaid, 4 anak perempuan Nabi. Adapun dari luar keluarga Nabi adalah Atiq bin Utsman yang dikenal dengan  Abu Bakar. Masuknya Abu Bakar ini membawa kesan dalam diri Nabi seperti yang dikatakannya “ Aku tidak pernah mengajak orang agar menerima islam tapi dia menunjukkan tanda – tanda penolakan, kecurigaan dan keraguan kecuali Abu Bakar ketika kukatakan padanya tentang islam dia sama sekali tidak ragu. 13  Masuknya Abu Bakar setidaknya juga berperan dalam dakwah islam terbukti dengan masuknya beberapa orang atas ajakannya seperti Abu Ubaidah bin al Harits, Abu Salamah bin Abdul Asad, al Arqam bin al Arqam, Utsman bin Ma’zum, Qudamah bin Ma’zun, Sa’id bin Yazid dan istrinya ( saudara Umar bin Khotttob ), Asma dan Aisyah. 14

Meskipun negara islam pertama adalah Madinah, namun kontribusi kader-kader Makkah tidaklah dapat diabaikan. Hal itu dikarenakan pembentukan pribadi muslim  Makkah yang merupakan cikal bakal tumbuhnya masyarakat islam tidaklah dapat diabaikan. Sehinga dapatlah dikatakan bahwa Makkah merupakan benih unggulan sedangkan Madinah merupakan lahan subur yang keduanya mampu menciptakan suatu negara islam

 

B.  Masyarakat Islam Madinah

 

Dakwah Nabi kepada penduduk Madinah lebih singkat daripada masa dakwah di Makkah yang memakan waktu 10 tahun. Namun demikian, Nabi berhasil memperoleh pengikut yang lumayan banyak. Banyaknya pengikut dari Madinah bisa jadi disebabkan faktor-faktor berikut ini :

1.         Penduduk negeri itu lebih dekat pada agama Samawi karena senantiasa mendengar dari orang – orang Yahudi yang ada disana tentang Allah, wahyu dan hari berbangkit, surga dan neraka

2.         Menurut Ibn Hisyam, bahwa di Yatsrib terus menerus terjadi peperangan antara orang Yahudi dengan Arab. Apabila orang Arab menang maka orang Yahudi berkata, Telah dekat masanya bahwa Nabi yang bertemu dalam kitab kami akan diutus oleh Tuhan apabila ia telah diutus Tuhan kami akan mengikutinya dan kami akan mendapatkan kemenangan atas kamu

3.         Di Yatsrib terjadi perselisihan antara kaum Aus dan Khazraj. Masing-masing mencari seseorang yang dapat mempersatukan kembali agar menjadi kuat.15

[4]

 

 

 

Keberhasilan tersebutlah yang memantapkan keputusan Nabi untuk hijrah yang sekaligus mampu merubah wajah dunia masa itu. Banyaknya pengikut ajaran Nabi merupakan stu-satunya alasan untuk hijrah ke Madinah16 sehingga diyakini dapat menerapkan ajaran islam secara utuh. Keputusan hijrah Nabi bisa jadi bukan hanya untuk menghindarkan diri dari banyaknya tekanan yang diproleh namun juga untuk mencari massa sehingga dapat digunakan untuk mendirikan suatu negara yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai tameng atau sebuah benteng pertahanan.17 Hijrah Nabi ke Madinah setidaknya membentuk kelompok masyarakat yaitu, (1) Muhajirin, orang yang berpindah dengan membawa agama mereka dari Makkah ke Madinah, (2) Kaum Anshor penduduk Madinah asli yang telah memeluk agama islam, (3) Yahudi, sisa-sisa Bani Israel dan orang-orang Arab yang memelik agama Yahudi.18 Dalam perjalana selanjutnya, Nabi membentuk suatu ikatan keluarga baru yang didasari  oleh agama bukan kesukuan. Untuk merealisasikannya maka Nabi melakukan :19

 

No

Tindakan / strategi

Maksud

Contoh

1

Membangun masjid

Mendirikan suatu tempat yang tidak dipunyai oleh kabilah itu atau kabilah lain, tidak hanya tempat untuk bertemunya suatu keluarga tertentu tapi beliau bermaksud membina suatu tempat yang akan dikunjungi oleh seluruh kaum muslimin ketika itu.

Kala itu masjid digunakan sebagai balai pertemuan, baik untuk bercakap-cakap atau membicarakan urusan perekonomian.

2

Mempersaudarakan di antara kaum muslimin (al Anfal : 72)

Untuk mengeratkan hubungan anatara suku Aus dan suku Khazraj. Mendekatkan antara kabilah-kabilah kaum Muhajirin. Menghilangkan kesepian lantaran meninggalkan kampung halaman dan menghibur karena berpisah dengan keluarga. Persaudaraan ini menghasilkan keluarga islam yang terdiri dari bermacam-macam kabilah dan unsur.

Nabi Muhammad mengambil Ali bin Abi Tholib sebagai saudaranya Hamzah-pama beliau-bersaudara dengan Zaid anak angkat Nabi. Abu Bakar bersaudra dengan Charidjah Ibnu Zuhair. Umar bin Khattab bersaudara dengan Itban Ibnu Malik al Zhaddraj, dan lainnya (al- Imron : 103)

3

Perjanjian antara kaum Muslimin dan bukan Muslimin

Memberikan wawasan pada kaum Muslimin waktu itu tentang bagaimana cara bekerjasama dengan penganut bermacam-macam agama ketuhanan yang lain yang pada akhirnya menghasilkan kemauan untuk bekerja bersama-sama dalam upaya mempertahankan agama.

Adapun isi perjanjian adalah sebagai berikut :

Atas nama Allha Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, bahwa inilah surat dari Nabi Muhammad tentang perjanjian antara Mukminin dan Muslimin dari suku Quraisy dan antara penduduk Yatsrib beserta pengikut-pengikut yang menggabungkan diri kepada mereka dan berjihad bersama-sama............20

4

Suri tauladan yang baik

Untuk mensukseskan ke-3 strategi di atas maka dibutukan suatu panutan yang hanya diikuti sehingga tidak salah jalan dan sumber itu adalah Rosulullah sendiri

Nabi juga bercanda, pergi ke pasar

5

Keadilan sosial

Merupakan pondasi dalam melaksanakana kehidupan bermasyarakat. Untuk membentuk masyarakat sehat harus berpondasikan keadilan sosial yang merata

Hal ini telah tercermin dalam pengaturan harta benda

6

Sistem Pemerintahan dalam Masyarakat

Untuk lebih memantapkan strategi sebelumnya sehingga dalam kehidupan bermasyarakat semakin baik

Berkaitan dengan persoalan rumah tangga, persoalan kemasyarakatan seperti gotong royong, keadaban islami seperti mengucap slam dan peraturan tentang pergaulan sjagad seperti peperangan dan lainnya

7

Meresapnya jiwa Islam dalam masyarakat baru

Bukti kecintaan terhadap agama

Umar bin Khattab dari pemarah menjadi seorang yang berbelas kasih.

[5]

 

Strategi Nabi di atas terbukti sangat ampuh, terbukti dengan tidak memerlukan waktu lama masyarakat islam baik Muhajirin maupun Anshor telah mampu mengejawantahkan strategi tersebut dalam berkehidupan sehari-hari. Keberhasilan strategi tersebut tidak terlepas dari kepiawaian Nabi dalam melihat kondisi masyarakat sekitarnya yang sangat memerlukan arahan dan tauladan dari pemimpin guna menciptakan keaadaan yang lebih baik. Hal ini senada dengan pernyataan stoddard bahwa keberhasilan dakwah islam stidaknya dipengaruhi 3 hal yaitu :

1.      The Character Of Arab

2.      The Muhammad’s Teaching

3.      The Contemporary World21

Selain hal tersebut di atas faktor penunjang keberhasilan Nabi membentuk ummah di Madinah adalah sebagai berikut :

1.        Ide-ide yang diajarkan Nabi adalah ajaran yang benar yang sesuai degan kodrat manusia dan berlaku untuk semua manusia

2.        Kepribadian dan kepemimpinan beliau

3.        Partisipasi para sahabat yang rela mengorbankan harta dan nyawa demi agama baru yaitu Islam. 22

Adapun bukti keberhasilan beliau setidaknya terlihat dari perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah Islam datang seperti di bawah ini. 23

 

No

                     Sebelum Islam

                           Sesudah Islam

1.

Dari mata pedang

Ke jalan damai

2.

Dari kekuatan

Ke undang-undang

3.

Dari balas dendam

Menggunakan hukum qishash

4.

Dari serba halal

Mengedepankan kesucian

5.

Dari sifat suka merampas

Dipenuhi dengan rasa kepercayaan

6.

Dari sifat suka mengasingkan diri

Menjadi satu keluarga Islam dan mampu mengalahkan Romawi dan Persia

7.

Kehidupan kesukuan

Adanya tanggung jawab pribadi

8.

Dari penyembah berhala

Berpegang pada akidah tauhid

9.

Memandang rendah wanita

Memuliakan wanita

10.

Tatanan sosial dipengaruhi sistem kasta

Mengedepankan persamaan

 

Ke-10 perubahan di atas lebih banyak didominasi oleh perubahan tatanan sosial masyarakat. Tatanan masyarakat yang dibentuk Nabi merupakan modal penting bagi perkembangan Islam di masa selanjutnya yang semua itu dibangun dengan asas-asas sebagai berikut:

1.      Al- Ikho (persudaraan)

2.      Al- Musawamah (persamaan)

3.      Al- Tasamuh (Toleransi)

4.      Musyawarah

5.      Al- Adalah

Keenam asas di atas sangat membantu pada proses pembentukan ummah Islam untuk   pertama kalinya yang secara tidak langsung menjadi pondasi bagi pembentukan masyarakat Islam selanjutnya. Namun demikian keberhasilan dakwah Nabi di madinah bukanlah tanpa hambatan, ini terbukti dengan adanya peperangan yang terjadi demi untuk meluaskan dakwah Nabi.

“Diizinkan berperang bagi merekayang diperangi, karena mereka sesungguhnya dianiaya. Dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa menolong mereka, yaitu orang-orang yang diusir ke luar kampungnya  tanpa suatu alasan yang patut , kecuali karena mereka berkata: Tuhan kami ialah Allah… (QS:22:39-40)

Turunnya ayat tentang peperangan buksn berarti Islam mengajarkan tentang kekerasan, dibolehkannya perang hanyalah untuk mempertahankan diri atau membela dari usaha kaum Quraisy dan sekutunya yang ingin melenyapkan Islam. Dengan kata lain, adanya tindakan kekerasan-dalam hal ini perang pada masa Nabi disebabkan 2 hal yaitu: (1) untuk berjaga-jaga dari serangan musuh yang dapat mengganggu kelangsungan dakwah Islam (2) membuat perjanjian damai dan melakukan dakwah Islam di kalangan kabilah yang berbatasan langsung dengan Madinah. 24

Berkaitandengan peperangan, maka akan dikenal sebagai sariyyah atau ghazwah. Sariyyah adalah ekspedisi yang dipimpin oleh Nabi langsung, sedangkan ghazwah adalah ekspedisi yang dipimpin salah seorang sahabat Nabi.25  Jumlah sariyyah ataupun ghazwah ini sangat banyak, namun hanya ada beberapa yang perlu diketahui antara lain, Perang Badar, Uhud, Khandaq, Fath Makkah, Hunain, dan Tabuk. 26 Meskipun tidak semuanya dimenangkan pihak muslimin namun cukup mampu membuktikan eksistensi negara Islam.[6]

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

v Kesimpulan

 

            Seperti yang kita ketahui, kebudayaan Islam periode Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam terbagi menjadi dua periode, yakni periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah dimulai dengan diangkatnya beliau menjadi Nabi dan Rasul. Sedangkan periode Madinah dimulai sejak Hijrahnya Rasulullah dan kaum muslimin ke Madinah setelah lebih kurang 13 tahun berdakwah di Mekkah. Periode Mekkah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdakwah menegakkan tauhid dan dasar-dasar Islam. Dakwah Nabi Muhammad berada dalam 2 tempat, Makkah dan Madinah. Awaldakwah Nabi Muhammad bisa dikatakan penuh tantangan dan duri, namun keteguhannya menyingkirkan itu semua.

Hal ini terbukti dengan banyaknya cara yang digunakan Nabi untuk meyakinkan para penduduk Makkah terhadap ajaran yang dibawanya – Islam. Makkah merupakan kota penting pada waktu itu baik dikarenakan tradisi maupun kedudukannya. Kesamaan ritual inilah yang menjadi salah satu penyebab ketertarikan masyarakat Makkah terhadap ajaran Nabi, meskipun oleh sebagian kelompok masyarakat ajaran Nabi Muhammad dianggap merusak tatanan masyarakat. Selain kesamaan ritual di atas, ketertarikan masyarakat terhadap islam juga disebabkan inti ajaran islam itu sendiri, yaitu masalah keesaan Tuhan, penghapusan patung – patung berhala, kewajiban manusia beribadah kepada Tuhan Maha Pencipta .8  Dengan kata lain, islam merupakan agama yang mengingatkan pada hal yang alami, kebutuhan asli manusia.[7]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Syed Ameer Ali, Api Islam, Jakarta: PT Pembangunan, 1966

Ira Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1999)

 

Asas Haji dalam islam berdasar aqidah Tauhid, lihat dalam Sidi Gazalba, Masyarakat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang)

 

Thomas W Arlnold, The Preaching of Islam, terj. Nawawi Rambe, Sejarah Dakwah Islam. (Jakarta: Widjaya, 1985)

 

Badri Yatim, Dari Makkah ke Madinah, Ensiklopedi Tematis 12 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002)

Tim, SKI IAIN Alauddin, Sejarah Kebudayaan Islam, Depag, Jakarta

 

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2002)

 

Karen Amstrong, Muhammad A Biography of The Prophet, Muhammad Sang Nabi:  Sebuah Biografi Kritis, terj. Syirikil Syah, (Risalah Gusti, 2001)

 

DR. H. Badri Yatim Dari Makkah ke Madinah, dalam Ensiklopi Tematis Jilid 2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002)

 

Sejarah Islam, (Jakarta: Djajamurni, 1971)

Ira Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,1999)

 

Ahmad Syahabi, Masyarakat Islam, (Jakarta: PT Djajamurni)

 

Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam, Tim Penerjemah Indonesia, Jakarta

 

Ahmad Syalabi, Masyarakat Islam, (Jakarta: PT Djajamurni)

 

 


 



[1] [1]  QS Al Mudatsir 1-7, Hai orang yang berselimut, bangun dan berilah peringatan. Agungkanlah nama Tuhanmu, bersihkanlah pakaianmu, jauhilah perbuatan maksiat dan janganlah kamu member karena hendak memperoleh yang lebih banyak dan hendaklah kamu bersabar memenuhi perintah.

Sesuai dengan QS Al Hijr 94, “Maka sampaikanlah olehmu segala apa yang diperintahkan (kepadamu) secara terang-terangan dari orang-orang musyrik.

Perjanjian Aqobah merupakan difusi antar masyarakat, adapun isi baiat Aqobah 1, bahwa mereka tidak akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak membunuh anak keturunan, tidak akan menyebar fitnah,dan tidak akan mengabaikan kebenaran. Sedangkan Aqabah II, “Kami berjanji akan setia kepada Nabi melawan musuh, dalam suka, duka, dan marabahaya. Kami tidak akan melakukan aniaya ..........lihat lebih lanjut dalam Badri Yatim dari Makkah ke Madinah, ensiklopedi Tematis, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 16

Syed Ameer Ali, Api Islam, (Jakarta: PT Pembangunan, 1966), hlm. 79

Ira Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1999), hlm. 35

 

[2] Asas Haji dalam islam berdasar aqidah Tauhid, lihat dalam Sidi Gazalba, Masyarakat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang), hlm.140

Ibid, hal 40

Thomas W Arlnold, The Preaching of Islam, terj. Nawawi Rambe, Sejarah Dakwah Islam. (Jakarta: Widjaya, 1985), hlm. 10

 

[3] Ibid, hlm. 12

10  Isi pemboikotan, (a) tidak ada boleh mengawini wanita Bani Hasyim, (b) tidak boleh menjual dan membeli apapun dari Bani Hasyim, baca di Badri Yatim, Dari Makkah ke Madinah, Ensiklopedi Tematis 12 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 13

11  Tim, SKI IAIN Alauddin, Sejarah Kebudayaan Islam, Depag, Jakarta, hlm 30

12   Syalabi dalam Badri Yatim menyebutkan ada 5 faktor yang menyebabkan orang Quraisy menentang dakwah Nabi, (1) Mereka tidak dapatmembedakan antara kenabian dan kekuasaan, (2) adanya seruan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya, (3) adanya ajaran kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat, (4) taklid kepada nenek moyang, (5) pemahat dan pematung memandang, islam sebagai penghalang, rezeki, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), hlm. 20

 

[4] 13  Karen Amstrong, Muhammad A Biography of The Prophet, Muhammad Sang Nabi:  Sebuah  Biografi Kritis, terj. Syirikil Syah, (Risalah Gusti, 2001), hlm. 128

14  DR. H. Badri Yatim Dari Makkah ke Madinah, dalam Ensiklopi Tematis Jilid 2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm.9

15  ................, Sejarah Islam, (Jakarta: Djajamurni, 1971), hlm. 102

 

[5] 16  Seperti diketahui sebelumnya Nabi pernah ke Thoif dan Habasyah namun tidak memperoleh dukungan yang signifikan

17  Ira Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,1999), hlm. 37

18  Ahmad Syahabi, Masyarakat Islam, (Jakarta: PT Djajamurni) hlm. 38

19  Ibid, hlm. 39-45

20  Lebih lanjut dapat dilihat dalam Ahmad Syalabi, Ibid, hlm. 45

 

[6] 21  Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam, Tim Penerjemah Indonesia, Jakarta hlm. 16

22   Tim SKI IAIN Alauddin, SKI, Depag, hlm.43

23  Ahmad Syalabi, Masyarakat Islam, (Jakarta: PT Djajamurni), hlm. V

24  Dalam Badri Yatim, Dari Makkah ke Madinah, dalam Ensiklopi Tematis Jilid 2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm.26

25  Ibid, hlm. 26

26  Ibid, hlm 28-31

 

 

[7] Asas Haji dalam islam berdasar aqidah Tauhid, lihat dalam Sidi Gazalba, Masyarakat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang), hlm.140

Ibid, hal 40

Thomas W Arlnold, The Preaching of Islam, terj. Nawawi Rambe, Sejarah Dakwah Islam. (Jakarta: Widjaya, 1985), hlm. 10