PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Belakangan ini sedang ramai perdebatan dan diskusi terbuka di media sosial terkait dengan permasalahan pembenturan keyakinan antara Hindu Bali dan Hare Khrisna (HK). Awal mulanya perdebatan ini terjadi atas tersebarnya video pernyataan seorang tokoh politik yang mengundang reaksi dari berbagai pihak, tentu ini menjadikan perdebatan yang cukup panjang hingga menyeret nama baik PHDI berserta jajaran.

Pro dan Kontra terhadap permasalahan ini semakin bermunculan, tidak tanggung-tanggung perdebatan ini banyak menggunakan bahasa-bahasa profane “umpatan” yang dilakukan oleh para pihak baik yang pro ataupun kontra. Sudah tentu permasalahan ini bisa dapat segera diselesaikan jika umat ataupun pemangku kebijakan tersebut membaca dan meningkatkan daya literasi.

Salah satu literasi yang patut dijadikan rujukan penting adalah karya ilmiah yang dilakukan oleh Prof. Dr. Litt. Dr. I Gusti Putu Phalgunadi, M.A., dengan mendedikasikan dirinya sebagai tenaga pengajar di India dan melakukan penelitian yang berjudul Evolution Of Hindu Culture In Bali (1991) dan telah disarikan ke dalam buku Sekilas Sejarah Evolusi Agama Hindu. Penelitian yang telah lama dilakukan itu akan memberikan pemahaman permasalahan yang tengah dihadapi sekarang antara Hindu Bali dan Hare Khrisna (HK).[1]

B. Rumusan Masalah

1.     Bagaimana asal usul agama hindu di dunia?

2.     Bagaimana sejarah agama hindu di India ?

3.     Bagaimana sekilas sejarah evolusi agama hindu?

4.     Bagaimana agama hindu di bali?

 

C. Tujuan Masalah

1.   Untuk mengetahui asal usul agama hindu di dunia.

2.   Untuk mengetahui sejarah agama hindu di India.

3.   Untuk mengetahui sekilas sejarah evolusi agama  hindu

4.   Untuk mengetahui bagaimana agama hindu di bali

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Asal Usul Agama Hindu

 

      Asal-usul Agama Hindu di dunia dimulai dari masuknya Bangsa Arya ke India sejak 1500 SM. Masuknya Bangsa Arya ke India membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat India. di India telah berkembang kebudayaan besar di Lembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah tersebut adalah ditemukannya dua kota kuno yakni di Mohenjodaro dan Harappa. Pengembang dua pusat kebudayaan tersebut adalah bangsa Dravida. Pada sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia Tengah ke Lembah Sungai Indus. Bangsa Arya datang ke India dengan membawa pengaruh tulisan, bahasa, teknologi, dan juga kepercayaan. Kepercayaan bangsa Arya yang dibawa adalah Veda (Weda) yang setelah sampai di India melahirkan agama Hindu. Lahirnya agama Hindu ini merupakan bentuk percampuran kepercayaan antara bangsa Arya dengan bangsa Dravida.

     Kepercayaan Bangsa Hindu bersifat politeisme (memuja banyak dewa). Di dalam pemujaan terhadap dewa itu sering dibuatkan patung-patung yang disesuaikan dengan peranan dewa tersebut di dalam kehidupan manusia. Patung-patung itu merupakan simbol dari dewa-dewa yang disembahnya seperti misalnya Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Dewa Pelindung, dan Dewa Siwa sebagai Dewa Pelebur atau Pembinasa. Ketiga dewa itu diberi nama Tri Murti. Tri Murti sendiri berarti yang Maha Kuasa. Sedangkan dewa-dewa lainnya yang dipuja seperti Dewi Saraswati sebagai Dewi Kesenian dan Ilmu Pengetahuan, Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan, dan lain sebagainya.

      Kitab suci agama Hindu adalah Weda.  Kitab Weda ini terdiri atas empat bagian, yaitu;

1. Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa;

2. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci;

3. Yazur-Weda, berisi mantra-mantra; dan

4. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan.

 

Disamping kitab Weda, ada juga kitab Brahmana dan Upanisad.. Peradaban dan kehidupan bangsa Hindu jelas terdapat juga dalam kitab Brahmana atau dalam kitab Upanisad. Ketiga kitab inilah yang menjadi dasar pemikiran dan dasar kehidupan orang-orang Hindu.

 

       Asal-usul Agama Hindu ditindaklanjuti dengan adanya perubahan corak kehidupan di India. Corak kehidupan masyarakat Hindu tersebut dibedakan atas 4 Kasta, diantaranya :

 

1.      Kasta Brahmana: Keagamaan.

            Kelompok ini adalah mereka yang memiliki kecerdasan yang tinggi, mengerti tentang kitab suci, ketuhanan dan ilmu pengetahuan. Para brahmana memiliki kewajiban sebagai penasehat pada kaum kesatria dalam melaksanakan roda pemerintahan. Rsi, pedanda, pendeta, pastur, dan pemuka-pemika agama lainnya, dokter, ilmuwan, guru dan profesi yang sejenis dapat  digolongkan ke dalam Kasta Brahmana.

 

2.      Kasta Ksatria: Pemerintahan.

Yang masuk dalam kelompok ini adalah mereka yang memiliki sikap pemberani, jujur, tangkas dan memiliki kemampuan managerial dalam dunia pemerintahan. Mereka yang masuk ke dalam golongan kasta Ksatria ini antara lain: raja/pemimpin Negara, aparatur Negara, prajurit/angkatan bersenjata.

3.      Kasta Wacyd (Waisya): Pertanian dan perdagangan.

Kelompok Waisya adalah adalah kelompok yang mana mereka memiliki keahlian berbisnis, bertani dan berbagai profesi lainya yang bergerak dalam bidang ekonomi. Mereka yang masuk dalam kasta ini diantaranya adalapedagang, nelayan, pengusaha dan sejenisnya

4.      Kasta Cudra (Sudra): Kaum pekerja kasar.

Adalah mereka yang memiliki kecerdasan terbatas, sehingga mereka lebih cenderung bekerja dengan kekuatan fisik, bukan otak. Contoh profesi sudra adalah pembantu rumah tangga, buruh angkat barang, tukang becak dan sejenisnya.

Bagi bangsa Dravida yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, umumya terdesak ke daerah selatan dan tidak di golongkan ke dalam kasta sudra, tetapi dianggap sebagai bangsa yang tak berkasta. Mereka menyebutnya dengan sebutan bangsa Parya yaitu orang-orang yang tidak dalam perhitungan hidup sehari-hari.[2]

 

B.     Sejarah Agama Hindu di India

 

           Agama Hindu adalah suatu agama yang bersumber dan berkembang di bumi India. Untuk mengetahui secara lebih luas lagi perlu kiranya mengetahui latar belakang bumi India. Kata Hindu berasal dari nama sungai Indus yang melewati daerah barat bumi India. Orang-orang pertama menyebutnya sungai Sindhu dan berubah menjadi Hindu. Agama Hindu pertama kali berkembang di lembah sungai Sindhu sekitar 6.000 tahun sebelum Masehi sebagai agama tertua, agama Hindu kemudian berkembang ke berbagai wilayah dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia.

            Secara historis, kelahiran agama Hindu dilatarbelakangi oleh akulturasi kebudayaan  antara suku Arya sebagai bangsa  pendatang dari Iran dan Dravida sebagai penduduk asli India. Bangsa Arya masuk ke India kira-kira tahun 1500 SM  Penduduk asli yang mendiami India bermukim di daerah dataran tinggi Dekkan, kehidupannya masih sangat sederhana. Bangsa Dravida berasal dari Asia Tengah (Baltis) masuk ke India dan mendiami daerah sepanjang sungai Sindhu yang subur. Kebudayaan mereka lebih tinggi dari penduduk asli, Bangsa Arya juga berasal dari daerah sekitar Asia Tengah, menyebar daerah-daerah Iran (Persia) Mesopotamia dan juga masuk ke Eropa. Mereka masuk ke India dalam dua tahap didua tempat yang berbeda. Pertama mereka masuk di daerah Punjab yaitu daerah lima aliran anak sungai yang disambut dengan peperangan oleh Bangsa Dravida yang lebih dulu bermukim disitu. Karena Bangsa Arya lebih maju dan lebih kuat, Bangsa Dravida dapat dikalahkan. Tahap kedua Bangsa Arya masuk ke India melalui dua aliran sungai yaitu lembah sungai Gangga dan lembah sungai Yamuna, daerah ini dikenal dengan nama Doa. Kedatangan mereka tidak disambut peperangan, bahkan kemudian terjadi percampuran melalui perkawinan.[3]

                       Pada waktu Bangsa Arya masuk ke India, di sana telah tinggal penduduk India yang asli, termasuk Bangsa Dravida.Bangsa ini berbadan kecil kulitnya kehitam-hitaman bahkan ada juga yang hitam hidungnya pipih dan rambutnya ikal, mula-mula bangsa asli tersebut tersebar diseluruh India Selatan Selatan saja,namun lambat laun Bangsa Dravida itu tinggal di kota-kota, bercocok tanam, dan pandai berlayar menyusuri pantai. Bangsa Arya yang menduduki India itu berasal dari Utara. Tempat kediaman mereka yang asli ialah didaerah laut Kaspia. Kira-kira tahun 2000 SM mereka meninggalkan tempat mereka yang asli. Gelombang yang satu lagi menuju kearah Barat Eropa. Gelombang yang satu menuju ke arah Tenggara, ke Persia dan India. Kira-kira tahun 1500 SM berakhirlah penyerbuan Bangsa Arya ke India itu, di India mereka menetap di lembah Sungai Shindu (Indus). Selangkah demi selangkah mereka melakukan ekspansi ke daerah pedalaman sampai ke sungai Gangga dan Dekkan. Sifat bangsa Arya berlainan dengan bangsa Dravida. Bangsa Arya berkulit putih, badannya tinggi dan besar, rambutnya kemerah-merahan, hidungnya besar dan mancung, dan matanya biru. Sifat yang paling istimewa dari bangsa Arya adalah pandai berperang daripada bangsa Dravida. Mereka menggunakan bahasa Sansekerta, dan tidak lagi menjadi bangsa pengembara melainkan sebaliknya. Mereka menetap menjadi bangsa yang menetap menjadi masyarakat desa, bercocok tanam dan berdagang. Ketiga pekerjaan itu menimbulkan tiga macam pekerjaan yang utama yaitu menjalankan agama, berperang, dan berdagang. Ketiga pekerjaan itu menimbulkan tiga macam pekerjaan yang utama yaitu menjalankan agama, berperang, dan berdagang. Pengaruh tiga golongan dalam pergaulan hidup mereka menjadi golongan pendeta, prajurit, dan golongan pedagang. Lambat laun ketiga golongan ini berubah menjadi Kasta Brahmana, Kasta Ksatria, dan Kasta Waisya. Bangsa Asli (Dravida) yang

 

 

telah ditaklukkan oleh Bangsa Arya, mereka masukkan dalam kasta yang keempat yakni Kasta Sudra. Sedang bangsa asli yang terdesak dibagian selatan tidak dimasukkan ke dalam kasta apapun. Mereka oleh bangsa Arya disebut Kasta Paryah, artinya orang yang tidak termasuk dalam lingkungan pergaulan hidup yang tertentu. Dari asas pergaulan kehidupan tersebut menyebabkan timbulnya konsepsi Hinduisme mengenai sruktur dan susunan masyarakat.[4]

 

 

C.    Sekilas Sejarah Evolusi Hindu

             Hasil penelitian para sarjana Indologi dari India maupun Eropa yang terangkum dalam karya ilmiah dari Prof. Phalgunadhi “Sekilas Sejarah Evolusi Agama Hindu”. Hasil penelitian sarjana Indologi tersebut berdasarkan kaidah ilmiah dengan metode dan teori ilmiah bukan dari pandangan atau asumsi semata. sejak awal kemunculan di Lembah Sindhu, Hindu mengalami evolusi sehingga memunculkan berbagai perubahan ide, pemikiran dan ciri-ciri keagamaan pada setiap zamannya. Bahkan pada fase tertentu perubahan terjadi secara ekstrim dan fundamental, seperti masa-masa suram pada pemerintahan raja beragama Buddha, Islam dan Kristen ratusan tahun lamanya.

              Perubahan pandangan filsafat, sadhana, ritual dan sebagainya menyebabkan wajah Hindu India saat ini sangat berbeda dengan Hindu pada awal kemunculannya. Dalam buku “Sekilas Sejarah Evolusi Agama Hindu” Prof Phalgunadi menguraikan evolusi Hindu dari 1) Peradaban Lembah Sungai Sindhu (3.000 S.M-2000 S.M), 2) Zaman Veda (2000 SM-1000 SM), 3) Zaman Brahmana (1.000 SM-300 M), 4) Zaman Purana: Zaman Keemasan Agama dan Kebudayaan Hindu (300 M- 700 M), 5) Zaman Reformasi Hindu (Zaman Sangkaracharya 700 M-1.200 M), 6) Zaman Gerakan Bhakti (1.200 M-1.800 M) dan 7) Gerakan Hindu Modern (1.800 M-1947 M). Adapun sebagai berikut.

 

 

1.      Peradaban Lembah Sungai Sindhu (3000 SM-2000 SM)

         Prof. Phalgunadi (2010: 1-12) menguraikan pengaruh peradaban lembah Sungai Sindhu terhadap Agama Veda (Vedic Religion) diuraikan ciri-ciri penting agama Pribumi India, sebagai berikut. 1) Pemujaan kepada Dewi Ibu (mother goddess) sebagai dewi kesuburan, penguasa tumbuhtumbuhan,penguasa dan pemberi kekuatan magis, 2) Pemujaan kepada Dewa Purusha (Male God) dikenal sebagai pasupati dilihat dari tanduk dan jata yang mengingatkan konsep trisula. 3) Pemujaan Lingga melalui penemuan batu berbentuk phallus yang berbentuk krucut dan slinder, 4) Pemujaan kepada Pohon dan Binatang, 5) Pemujaan Patung dan Arca (iconism) dibuktikan melalui penemuan patung menyerupai seorang yogi sebagi prototipenya sebagai Siwa Yogeswara, 6) Upacara Kurban yang ditemukannya bukti-bukti adanya persembahan, adanya upacara kematian, dengan mengginapan dipa.

 

2.      Zaman Veda (2000 SM-1000 SM)

        Prof. Phalgunadi (2010:13-24) menguraikan zaman Veda dibagi menjadi dua yaitu Zaman Veda Awal (Early Vedic Period), dan zaman Veda akhir (Later Vedic Period). 1) Zaman Weda Awal dimulai dari Zaman Rg Veda menjelaskan konsep ketuhanannya dan kepercayaan mempercayai dewa-dewa, mempercayai leluhur memiliki kedudukan tersendiri di alam para dewa (Rg Veda X.15), leluhur pergi kesorga ataupun neraka berdasarkan karmanya, leluhur tinggal bersama para dewa, leluhur ikut minum soma bersama para dewa, leluhur ikut menikmati persembahan dan kedudukan leluhur sama dengan dewa. Konsep ketuhanan dalam

Rg Veda adalah percaya kepada Tuhan yang Esa tetapi juga percaya kepada banyak dewa dengan segala manifestasinya (Kundra dalam Phalgunadi, 2010:17).

 

3.      Zaman Brahmana (1.000 SM-300 M)

pustaka-pustaka Brahmana memegang peranan penting dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu di India (Brahmanical Religion). Para ahli membagi ketiga zaman yakni 1). Zaman kejayaan agama Hindu (Brahmana, Aranyaka, Upanisad); 2)

 

Zaman kemunduran agama Hindu, 3) Zaman kebangkitan agama Hindu. Adapun sebagai berikut.b

 

1)      Zaman Kejayaan Agama Hindu (Periode Brahmana) memiliki ciri penting diantaranya munculya sistem pelapisan sosial; pemakaia bahasa Sanskerta klasik dalam penulisan kitab suci; munculnya upacara dan upakara yang banyak dan rumit; bersifat aristokratik; munculnya pelaksanaan upacara yajna dengan menggunakan kurban binatang. Agama hindu pada zaman Brahamana, Aranyaka, dan Upanisad sebagai masa kejayaanya karena berhasil menafsirkan weda dalam tiga aspek penting yakni karma kanda, upasana kanda, dan jnana kanda. Di Indonesia hal tersebut sudah secara holistic dan integral dalam bingkai tattva, susila, dan acara.

 

2)      Zaman Kemunduran Agama Hindu ini memiliki ciri penting dimulai dari kondisi abad ke-6 Weda dipelajari secara bebas dan terbuka ditafsirkan oleh siapapun. Kebebasan ini menyebabkan munculnya beberapa agama dan aliran yang pada akhinya tidak mengakui otoritas dari Weda sebagai kitab suci, menentang upacara yajna yang rumit, menentang sifat aristokrat; menentang adanya sistem warna;menentang penggunaan bahasa Sanskerta; menentang pembunuhan binatang untuk pelaksaan upacara (ahimsa); menentang kekuasaan golongan Brahmana.

 

3)      Zaman Kebangkitan Agama Hindu memiliki ciri penting diantaranya kitab suci Weda tidak boleh dibaca untuk umum, sebagai penggantinya ditulislah kitab-kitab Pancama Veda, Itihasa, (Ramayana dan Mahabharata) dan Purana; munculnya pemujaan kepada Tri Murti (Brahmana, Wisnu dan Siwa); munculnya sad darsana; munculnya stotra, stuti dan stawa (nirbhanda); munculnya kitab kalpasutra (Grihasutra, Sautrasutra,Dharmasutra, dan Silvasutra); semua adat istiadat setempat harus tetap dijalankan; dan munculnya perhitungan yuga.

 

 

 

 

 

4)      Zaman Purana: Zaman Keemasan Agama dan Kebudayaan Hindu.

Prof. Phalgunadi (2010:39-46) menjelaskan zaman keemasan agama Hindu beserta kebudayaannya ditandai dengan munculnya aliran-aliran kepercayaan atau sekte dari mazhab Siwa dan Waishnawa serta mazhab Brahmana Smarta. Antara mazhab Siwa dan Waishnawa saling bertentangan dalam pandangan filosofis dan aktivitasnya, sedangkan mazhab Brahmana Smarta mengakomodir keduanya atau berada ditengah-tengah kedua mazhab tersebut; selain itu ciri khusus lainnya zaman purana adalah munculnya banyak sekte, dan kadangkala saling bertentangan.

 

5)      Zaman Reformasi Hindu (Zaman Sangkaracharya) 700M-1200 M

Prof. Phalgunadi (2010:47-54) menjelaskan perkembangan reformasi Hindu pada masa Sangkaracharya dengan mencirikan kekhususannya yaitu dengan munculnya kelompok wedanta yang mendasarkan diri pada Prasthana Traya (Brahmasutra, Bhagavadgita, dan  Upanisad/Wedanta). Ini merupakan system filsafat Wedanta baru (New System of Vedanta) karena sebelumnya Wedanta hanya berdasarkan dari pada kitab-kitab upanisad.

 

6)      Zaman Gerakan Bhakti (Bhakti Movement) 1.200 M-1.800 M

Prof. Phalgunadi (2010:55-62) menjelaskan Zaman Gerakan Bhakti tersebut muncul dengan ditandainya melalui kekuasaan dan penaklukan india ditangan Islam selama hampir 600 tahun Islam memerintah dari Delhi. Penggunaan simbol dan pelaksanaan aktivitas agama Hindu sangat dilarang, jikapun ada pelaksanaannya dipungut dengan pembayaran pajak yang tinggi. Pengaruh Islam pada masa itu yang sangat kuat adalah ajaran sufi. Ajaran sufi sangat menekankan kepasrahan yang total kepada Tuhan melalui penyebutan berulang ulang nama Tuhan (whorship of the name)

 

7)      Gerakan Hindu Modern (Modern Hindu Movement atau Neo Hinduism) 1.800 M-1947 M

Gerakan ini muncul untuk melawan Kristenisasi di India dan pengaruh budaya Barat lainnya. Gerakan ini dibedakan menjadi dua, yaitu gerakan dari golongan reformis dan golongan revivalis. Adapun cirinya sebagai berikut: 1) golongan reformis; a) penafsiran terhadap kitab suci weda secara rasional; b) hindu sebagai way of life; c) menolak adat istiadat, dogma dan takhayul; d) hindu bersifat toleran dan bebas intepretasi.

            golongan revivalis memiliki ciri; a) hanya Catur Veda yang benar, kitab yang lain tidak benar; b) populernya gerakan back to Veda; c) Veda boleh dibaca siapapun, tanpa memandang kasta; d) semua orang dapat menjadi pendeta; e) menolak upacara dan upakara tidak logis; f) munculnya ajaran sarwa dharma “semua agama sama saja”

 

 

D.    Agama Hindu Di Bali

 

              Agama Hindu ini tidak hanya terdapat di India, tetapi juga telah masuk di Indonesia, terutama di Jawa yang sangat erat pengaruhnya, masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi. Hal ini diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi dengan ditemukannya tujuh buah Yupa peninggalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa “Yupa itu diartikan untuk memperingati dan melaksanakan Yajna oleh Raja Mulawarman.” Keterangan yang lain bahwa raja Mulawarman melakukan Yajna pada suatu tempat suci untuk memuja dewa Siva. Tempat itu disebut dengan Vaprakeswara.[5]

            Aktivitas keagamaan Hindu Bali saat ini, pada prinsipnya Umat Hindu Bali memuliakan segala jenis binatang termasuk jenis binatang kurban dengan cara memanjatkan puja mepepada sebelum dinaikkan derajatnya sebagai kurban suci terpilih dengan harapan serupa mantra Rg. Weda I. 162.21-22 di atas. Ciri penting lainnya dari zaman Weda akhir adalah mengenai atribut upacara. Orisinalitas ajaran Weda dan adanya benang merah antara aktivitas keagamaan di Hindu Bali (Nusantara) inilah yang tidak terdeteksi pada kacamata sebagian kecil kelompok keagamaan Hindu anyar ketika dihadapkan pada kenyataan tentang perbedaan dalam prinsip ajaran. Ditambah lagi Hindu khususnya di Bali dan di Nusantara Umumnya memiliki tambahan berada dikonsititusi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam KEPRES No. 1 Tahun 1965 yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Soekarno, yang kemudian dituangkan dalam UU No. 5 tahun 1969 (Ismail, 2016:3). Oleh karena itu jelas agama Hindu di Indonesia masuk kedalam catatan ketatanegaraan pemeritah Indonesia,[6]

 

 

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

            Agama Hindu adalah suatu agama yang bersumber dan berkembang di bumi India. Untuk mengetahui secara lebih luas lagi perlu kiranya mengetahui latar belakang bumi India. Kata Hindu berasal dari nama sungai Indus yang melewati daerah barat bumi India. Orang-orang pertama menyebutnya sungai Sindhu dan berubah menjadi Hindu. Agama Hindu pertama kali berkembang di lembah sungai Sindhu sekitar 6.000 tahun sebelum Masehi sebagai agama tertua, agama Hindu kemudian berkembang ke berbagai wilayah dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia.

            Agama Hindu ini tidak hanya terdapat di India, tetapi juga telah masuk di Indonesia, terutama di Jawa yang sangat erat pengaruhnya, masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi. Hal ini diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi dengan ditemukannya tujuh buah Yupa peninggalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur

Saran

 

            Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan,baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari kalian sangat dibutuhkan.

 

 


 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anak Agung Gede Oka Netra. Tuntunan Dasar Agama Hindu Parisada Hindu Dharma

Jakarta , 1994.

 

Prof. Phalgunadi, Sekilas Sejarah Evolusi Agama Hindu, Sanjiwani, 2020

Khotimah. Agama Hindu Dan Ajaran-Ajarannya  . Dulat Riau. Pekanbaru 2013.

Binroh Hinbud Disbintalad. Pokok-Pokok Ajaran Hindu Dharma, Jakarta, 1993.

Adnyana, Putu Eka Sura, Jurnal Filsafat Sanjiwani, Vol-11 Nomor 2, September 2020

Bhayangkari, Asal Usul Lahirnya Hindu Di Dunia, bhayangkari.or.id, 2019

TH Thalas, Pengantar Studi Ilmu Perbandingan Agama, (Galura Pase: 2006)

Sudrajat, Diktat Kuliah Sejarah Indonesia Masa Hindu-Budha,UNY Yogyakarta 2012

 

 



[1] Putu Eka Sura Adnyana, Jurnal Filsafat Sanjiwani, Vol-11 Nomor 2, September 2020, Hal 154

[2] BHAYANGKARI, Asal usul lahirnya hindu di dunia, bhayangkari.or.id, 2019

[3]  Binroh Hinbud Disbintalad. Pokok-pokok Ajaran Hindu Dharma, (Jakarta: Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Dinas Pembinaan Mental, 1993). hlm. 11

[4] TH Thalas, Pengantar Studi Ilmu Perbandingan Agama, (Galura Pase: 2006) hlm.57

[5] Anak Agung Gede Oka Netra. Tuntunan Dasar Agama Hindu (Jakarta : Parisada Hindu Dharma, 1994), hlm. 4

[6] Prof. Phalgunadi, Sekilas Sejarah Evolusi Agama Hindu, Sanjiwani, 2020